Kamis, 05 Desember 2013

Makalah Teleskop



BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
            Seperti mikroskop, teleskop juga ditemukan di Belanda, tetapi penemuannya setelah mikroskop. Pada tahun 1608, segera setelah penemuan mikroskop, Hans Lippershy dari Middleburg seorang pembuat lensa tanpa sengaja menemukan teleskop untuk mengamati objek yang jauh agar terlihat dekat. Dunia astronomi diungkapkan kepada manusia melalui Galileo Galileapada tahun 1609. Planet dengan pengamatan mata melalui teleskop Galileo tidak lagi menjadi objek yang asing di angkasa tetapi berupa objek berbentuk bola yang keberadaannya sudah pasti. Empat bulan yang paling besar dari Yupiter dan cincin Saturnus ditemukan oleh Galileo.
            Dua lensa refraksi yang disusun antar objek dan mata penonton membentuk teropong Galileo.Teropong yang dibuat oleh Galileo sekarang lebih dikenal dengan sebutan teropong panggung.
            Sir Issac Newton menemukan teleskop refleksi cermin, suatu versi yang lebih canggih dari teropong Galileo dengan menggunakan suatu cermin cekung untuk merefleksikan gambaran yang dipandang ke dalam piringan datar atau lensa mata, teleskop refleksi mampu memisahkan objek yang tidak jelas atau menjauhkan jarak objek yang berdekatan. Pada tahun 1781, William Herschel mengguanakan suatu teleskop dengan ketinggian 40 kaki (12,91 m) untuk menemukan planet Uranus.
Karl Gothe Jansky, seorang eksponen radio astronomi adalah orang pertama yang menemukan gelombang radio yang keluar dari bintang dan galaksi yang jauh. Pada tahun 1957, di tepi sungai Jodnel di Inggris dibangun teropong permanen utama untuk pertama kalinya
Teleskop merupakan alat optik yang dapat digunakan untuk melihat benda yang sangat jauh. Teleskop memungkinkan kita meneliti benda yang sangat jauh terutama bensa-benda yang ada di luar angkasa, teleskop juga membantu para ilmuan yang meneliti benda luar angkasa, yang mana mencetus teori-teori tentang luar angkasa. Salah satunya adalah ilmu Geografi dimana alat penunjang salah satunya adalah teleskop yang membantu kita melihat benda luar angkasa seperti bintang, planet, matahari, bulan, dan benda-benda lainnya.
Jarak benda luar angkasa yang sangat jauh yaitu berjuta kilometer bahkan lebih memaksa kita menggunakan alat optik untuk melihat atau menelitinya. Teleskop juga membantu kita dalam penentuan hilal dan hisab dalam penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan. Banyak manfaat lain dari teleskop, tetapi fungsi yang sering digunakan ialah untuk meneliti benda luar angkasa.


Tujuan utama dalam makalah ini adalah mengetahui salah satu alat fisika yang digunakan dalam fenomena-fenomena geografi, yaitu teleskop. Salah satu fenomena geografi alam yang bisa di amati dengan geografi adalah gerhana, gerhana matahari maupun gerhana bulan, dan benda-benda di jagat raya.


1.2 Rumusan Masalah.
1.      Bagaimana sejarah teleskop tercipta ?
2.      Apa saja bagian-bagian teleskop?
3.      Apa jenis-jenis dari teleskop ?
4.      Penerapan teleskop dalam ilmu geografi ?
1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah teleskop,
2.      Mengetahui bagian-bagian dari teleskop,
3.      Mengetahui jenis-jenis teleskop, dan
4.      Bagaimana penerapan teleskop dlam ilmu geografi.











BAB II
Pembahasan
2.1 Sejarah Teleskop
            Teleskop atau teropong adalah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati. Teleskop merupakan alat penting dalam pengamatan astronomi                                       
            Teleskop Galileo, bukanlah teleskop pertama yang ditemukan. Sebelum Galileo, banyak peneliti yang mengklaim bahwa dirinya adalah penemu teleskop. Meskipun begitu, teleskop Galileo adalah suatu alat yang lebih baik dari modifikasi teleskop refraksi yang dibuat oleh orang berkebangsaaan Belanda, Hans Lippershey.

            Hans Lippershey (1570 September 1619), dikenal juga Johann Lippershey atau Lipperhey, adalah seorang pembuat lensa berdarah Jerman-Belanda. Ia dilahirkan di Wesel, Jerman Barat. Kemudian ia menetap di Middelburg, Belanda pada 1594, serta menikah pada tahun yang sama, dan menjadi warganegara Belanda pada 1602. Ia tinggal Middelburg sampai kematiannya. Middelburg adalah sebuah kota yang maju, terutama setelah jatuhnya Antwerp pada 1585 di Spanyol, yang menyebabkan banyak dari penduduk Protestan melarikan diri ke utara ke Belanda. Ia diberi penghargaan karena berhasil menciptakan dan mendesain teleskop sederhana yang pertama.

            Teleskop kemungkinan telah banyak diciptakan lebih awal, dan masih menjadi perdebatan tentang penemu yang sebenarnya. Tetapi Lippershey dipercaya sebagai orang pertama mendapat suatu hak paten untuk desainnya dan membuatnya untuk digunakan secara umum pada 1608.Namun, pada pada kenyataanya ia gagal menerima suatu hak paten untuk teleskop temuannya itu. Tetapi akhirnya ia dihadiahi oleh pemerintah Belanda atas duplikat dari desainnya. ” The Dutch Perspective Glass “, Teropong bintang yang Lippershey temukan hanya bisa memperbesar tiga kali pembesaran. Inisiatif awal untuk memperoleh hak paten dari temuannya diajukan pada bagian akhir laporannya ke Kedutaan Belanda dari Kerajaan Siam yang dipimpin oleh Raja Ekathotsarot. Laporan diplomatik segera disebarkan ke Eropa, dan mendorong eksperimen oleh ilmuwan lain seperti Paolo Sarpi Italia, yang menerima laporannya pada bulan November, atau Thomas Harriot dari Inggris pada 1609, dan Galileo Galilei yang segera memodifikasi teleskop Lippershey.

Hans Lippershey memegang sebuah lensa di depan lensa lain untuk memperbesar jarak objek. Dengan memasang dua lensa di dalam tabung yang terbuat dari kayu, Lippershey membuat teleskop yang pertama. Teknik membuat kaca baru diperkenalkan oleh orang Italia di 1590-an, dan mungkin beberapa gagasan tentang pengkombinasian lensa ini telah munculkan komunitas pembuat kaca. Walaupun orang-orang mengklaim bahwa penemuan yang teleskop dan perangkatnya mustahil untuk dijaga kerahasiaannya, catatan awal telah ditemukannya suatu perangkat (seperti teleskop) tercantum pada surat pemerintah Zeeland ke delegasi nya di Serikat Belanda, tanggal 25 September 1608, yang berisi “siapakah orang yang menemukan penemuan baru yang dapat melihat benda pada jarak jauh akan menjadi seolah-olah dekat”.
Setelah itu, juga ada petisi dari Jacob Metius dari Alkmaar, sebuah kota di utara Belanda, yang juga mengklaim dirinya sebagai penemu teleskop. Klaim ketiga juga muncul dari Sacharias Janssen, dan juga menjadi bahan pembicaraan di Middelburg, yang muncul beberapa dekade kemudian. Catatan yang ada tidak cukup memadai untuk menentukan siapa yang sebenarnya penemu dari teleskop. Semua dapat kita katakan bahwa hak paten Lippershey adalah awal dari sebuah catatan ditemukannya teleskop.

Sebelum membicarakan Cornelis De Ward, kita harus mengetahui salah satu penemu teleskop lagi, yang bernama Zacharias Janssen. Zacharias Janssen ( c. 1580- c. 1638) adalah seorang berkebangsaan Belanda yang berasal dari Middelburg dan memperoleh penghargaan dari penemuannya. Zacharias Janssen juga merupakan salah satu orang yang dipercaya sebagai penemuan teropong bintang. Namun, sampai pada saat ini penemu sebenarnya dari teleskop masih dalam perdebatan. Pada tahun 2008, Belanda memperingati hari ultah yang ke-400 penemuan teropong bintang, dan memberi penghargaan untuk menghormati Jansen ataupun Hans Lippershey sebagai penemu dari teleskop.

            Kehidupan Sacharias Janssen yang telah didokumentasikan oleh banyak penyelidikan masih banyak yang simpang siur. Pada saat Perang Dunia II, banyak arsip bersejarah dari Middelburg dihancurkan oleh serangan bom pada tanggal 17 Mei 1940, saat invasi Nazi ke Belanda. Untunglah beberapa investigasi yang dilakukan sebelum Perang Dunia II telah dilakukan. Karena banyak file mengenai Jansen yang hilang akibat pengeboman. Salah satu investigasi yang penting dandipercaya mengenai Jansen adalah buku yang ditulis oleh Cornelis De Waard pada tahun 1906, de extenso.






2.2 Bagian-bagian dari teleskop

a.  Tabung teleskop
Sistem optik pada teleskop ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:
-  Tabung optik utama (VMC 200L)
            Merupakan tempat terletaknya cermin utama dengan diameter 8 inci. Walaupun ada penutup tabung tetapi karena tidak ada kaca pelindung di bagian atas tabung maka cermin dapat terkontaminasi hal apa pun dengan sangat mudah, oleh karena itu tabung optik harus diperlakukan secara hati-hati. Sebagai pengaman ada penutup tabung teleskop. Pada bagian belakang tabung terdapat visual back untuk memasang flip mirror atau diagonal. Flip mirror dapat digunakan untuk dua situasi yaitu straight-thru viewing  dimana eyepiece dipasang lurus terhadap tabung dan right-angled viewing dimana eyepiece dipasang dengan sudut 90°    terhadap tabung.  Kedua situasi  ini dapat dilihat secara bergantian dengan cara memutar kenop di bagian samping flip mirror.  Panjang fokus dapat diatur dengan menggunakan kenop pengatur fokus yang berada di bawah visual back.
-  Finderscope
            Finderscope adalah teleskop kecil yang terpasang pada tabung utama. Finderscope terpasang pada tabung melalui attachment finder. Posisi finderscope dapat diubah-ubah bergantung keperluan.  Hal ini dapat dilakukan dengan mengendurkan dan mengencangkan kembali  sekrup pengunci  finderscope.  Biasanya pengubahan posisi finderscope hanya dilakukan ketika perlu melakukan alignment antara finderscope dan tabung utama.
-  Eyepiece
            Eyepiece berfungsi sebagai lensa okuler pada sistem teleskop ini. Eyepiece dipasang pada ujung tabung melalui  flip mirror atau diagonal. Agar posisi eyepiece aman terdapat sekrup pengunci eyepiece pada flip mirror dan diagonal. Kita harus memastikan bahwa pengunci eyepiece telah dipasang dengan kencang sebelum menggunakan teleskop. Hal ini perlu dilakukan agar eyepiece tidak jatuh selama pemakaian.  Ada lima jenis eyepiece yang dapat digunakan dengan teleskop Vixen ini.  Jenis eyepiece yang tersedia diberikan secara rinci pada sub-bagian peralatan lain
b.  Mounting
            Mounting  Sphinx  merupakan sistem penggerak utama pada teleskop ini.  Tabung utama dipasang pada bagian atas mounting dengan bantuan dua buah sekrup pengunci tabung, yaitu sekrup pengunci utama dan sekrup pengaman.
Secara rinci bagian-bagian yang ada pada mounting adalah sebagai berikut:
-  Klem dan kenop pengatur lintang/altitude
            Mounting biasanya telah diatur dengan sudut ~6° yang sesuai dengan koordinat lintang setempat (Bandung). Jika perlu mengubah sudut lintang maka klem  pengatur harus dikendurkan terlebih dahulu, kemudian ketinggian lintang dapat diatur dengan memutar kenop pengatur. Klem pengatur harus dikencangkan kembali setelah pengubahan selesai dilakukan.
-  Tutup sumbu polar (polar cap)
            Bagian ini merupakan tempat polar scope yang berfungsi untuk melihat arah utara-selatan.
-  Skala ketinggian lintang
Menunjukkan posisi lintang pengamat
-  Klem deklinasi dan sudut jam
Kedua klem ini digunakan ketika mengubah posisi teleskop pada arah deklinasi dan RA.
-  Pemberat arah sudut jam (counterweight HA)       
            Berguna sebagai penyeimbang  pada arah sudut jam,  terpasang pada  batang pemberat (counterweight bar). Untuk teleskop Vixen ini digunakan dua buah pemberat dan masing-masing memiliki kenop  pengunci.  Agar pemberat aman terpasang ada sekrup pengaman pemberat  di ujung batang pemberat.  Untuk keamanan saat pemakaian teleskop mohon diingat untuk memastikan kenop dan sekrup telah terkunci dengan baik.
-  Port koneksi
Di bagian port koneksi terdapat port koneksi AC, port koneksi Star Book dan saklar power untuk menyalakan teleskop
-  Klem pengunci sambungan mounting dengan half-pillar
c.  Half-pillar
            Fungsi half-pillar adalah untuk menaikkan posisi mounting agar instrumen yang terpasang pada tabung teleskop dan tiang pemberat  tidak terbentur tripod ketika teleskop digunakan.  Alat ini dipasang antara tripod dan mounting. Pada bagian dalam atas half-pillar terdapat pengunci utama untuk menjaga sambungan dengan mounting agar tidak bergeser. Selain  itu pada bagian atas half-pillar terdapat silinder kuningan yang berguna sebagai tempat pengunci dari klem pengunci half-pillar pada mounting.
d.  Tripod
            Tripod merupakan fondasi paling bawah dari sistem teleskop, oleh sebab itu harus dipastikan agar tripod ini berdiri kokoh sebelum memasang bagian yang lain di atas tripod.  Tripod terhubung dengan half-pillar melalui dua buah klem pengunci, yaitu yang ada pada bagian bawah half-pillar dan pengunci pada bagian bawah tripod.
e.  Star Book
            Teleskop dapat digerakkan secara otomatis melalui Star Book jika power-nya telah dinyalakan. Star book terhubung ke teleskop melalui kabel yang dipasang ke port koneksi. Penggunaan Star book dapat dilihat pada bagian pengoperasian teleskop.
f.  Peralatan lain
            Perlengkapan teleskop Vixen berupa adapter AC beserta kabel untuk menghubungkan teleskop dengan sumber AC.  Selain itu ada satu buah koper perlengkapan yang berisi eyepiece dengan berbagai panjang fokus, diagonal, kotak baterai dan obeng serta kunci heksa.
Eyepiece yang tersedia untuk teleskop ini adalah eyepiece dengan diameter lensa 5 mm, 9 mm, 15 mm, 20 mm, 25 mm dan 40 mm.
2.3 Jenis-jenis teleskop

            Teleskop merupakan salah satu alat yang dapat kita gunakan untuk melihat benda pada jarak jauh. Selain teleskop ada pula binokular atau orang banyak menyebut nya “Keiker”. Pada umum nya teleskop digunakan di bidang astronomi saja tapi jangan salah seiring majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan zaman ternyata teleskop juga digunakan dibeberapa bidang. Kata teleskop diambil dari bahasa yunani yaitu tele yang berarti jauh dan skopein yang berarti melihat sehingga bila diartikan adalah melihat jarak jauh atau lebih sempurnanya untuk melihat benda pada jarak yang jauh.
            Ada tiga jenis utama teleskop optik yang digunakan yaitu Refraktor atau Dioptrik, Reflektor atau Katoptrik dan Katadioptrik. Refraktor atau dioptrik adalah jenis teleskop yang hanya menggunakan lensa untuk menampilkan bayangan benda. Reflektor atau katoptrik adalah jenis teleskop yang menggunakan cermin untuk memantulkan cahaya dan bayangan benda dan Katadioptrik adalah jenis teleskop yang menggunakan kombinasi dari lensa dan cermin sebagai pengumpul cahaya sekaligus bayangan benda.
a.) Teleskop Refraktor

            Teleskop refraktor merupakan jenis teleskop pertama kali yang ditemukan dari ketiga jenis teleskop yang ada. Jenis teleskop ini digunakan untuk pertama kalinya di Belanda oleh tiga orang yaitu Hans Lippershey, Zacharias Janssen dan Jacob Metius. Kemudian dari teleskop yang ada, oleh galileo Galilei dikembangkan desain nya dan disusul pula oleh johannes kepler dengan desain yang berbeda sehingga dari desain kedua orang ini muncul desain yang akan sering kita dengar yaitu teleskop refraktor Galilean dan Keplerian.
            Prinsip dari semua teleskop refraktor pada umum nya sama yaitu dengan menggunakan kombinasi dua buah lensa objektif. Lensa utama berfungsi sebagai pengumpul bayangan dan cahaya kemudian diteruskan ke lensa mata (eyepiece) untuk ditampilkan ke mata sebagai bayangan dari sebuah benda. Tujuan dariteleskop refraktor adalah membiaskan atau membelokkan cahaya. Refraksi ini menyebabkan sinar cahaya paralel berkumpul pada titik fokus. Teleskop akan mengkonversi seikat sinar sejajar dengan membuat sudut alpha. Dengan sumbu optik untuk sebuah kumpulan sinar paralel kedua dengan sudut beta. Rasio beta berbanding alpha disebut sudut pembesaran. Ini sama dengan perbandingan antara ukuran gambar retina diperoleh dengan dan tanpa teleskop.

            Dari namanya saja kita tahu bahwa reflektor asal mula kata nya dari refleksi yang artinya memantulkan. Teleskop Reflektor adalah teleskop yang menggunakan satu atau kombinasi dari cermin lengkung yang merefleksikan cahaya dan bayangan gambar. Teleskop Reflektor merupakan teleskop alternatif dari teleskop refraktor karena kelainan cacat kromatik yang ditimbulkan oleh lensa. Meskipun teleskop reflektor menghasilkan kelainan optik lainnya, desain reflektor memungkinkan untuk pengembangan dengan diameter yang cukup besar. Hampir sejumlah teleskop-teleskop astronomi yang digunakan oleh Astronom Profesional seperti NASA adalah teleskop reflektor.
            Cermin lengkung utama pada teleskop reflektor merupakan elemen utama yang akan membuat gambar pada bidang fokus. Jarak antara cermin dengan bidang fokus disebut panjang fokus. Pada panjang fokus ini lah biasa nya ditambahkan cermin sekunder didekat fokus untuk memodifikasi karakter optik dan melanjutkan cahaya ke lensa mata (eyepiece) atau dilanjutkan ke film dan kamera CCD agar hasil citra bisa langsung ditampilkan pada video atau gambar. Teleskop Reflektor akan sangat tepat jika kita gunakan untuk pengamatan objek-objek deepsky seperti nebula, galaksi, opencluster dan comet karena untuk “light gathering” teleskop reflektor jauh lebih baik daripada teleskop refraktor sehingga untuk objek-objek yang mempunyai intensitas cahaya kecil dapat terlihat dengan reflektor.

b.) Teleskop Katadioptri (Catadioptric Telescope)
            Teleskop katadioptri sebenarnya adalah implementasi dari penggunaan sistem katadioptri yaitu sebuah sistem yang memadukan penggunaan antara lensa dan cermin lengkung. Dengan kata lain teleskop katadioptri merupakan jenis teleskop gabungan dari refraktor dan reflektor disatu sisi menggunakan cermin di sisi lain menggunakan lensa. Lebih simpel nya pengertian dari Teleskop Katadiotri adalah teleskop yang memadukan lensa dan cermin. Sistem katadioptri tidak hanya diterapkan pada teleskop saja melainkan seperti mikroskop, sistem mercusuar dan lensa tele pada kamera. Pada teleskop katadioptrik perpaduan lensa dan cermin mempunyai bentuk permukaan cembung seperti bola yang mempunyai beberapa kelebihan yaitu mudah untuk diproduksi, mempunyai tingkat keakuratan dalam mengkoreksi kesalahan pada lensa maupun cermin lengkung dan mempunyai sudut pandang yang relatif lebar.




Jenis-jenis teropong:
Teropong bias
Teropong bias terdiri dari beberapa buah lensa, yang termasuk teropong ini adalah :
Teropong bintang
Teropong bumi
Teropong panggung (teropong Galileo)
Teropong prisma
Teropong periskop
Teropong pantul
Teropong ini terdiri dari beberapa buah cermin dan lensa.
Teleskop radio (teleskop radar)
1.      Teropong Bias
a.      Teropong  bintang
Teropong bintang yaitu alat untuk mengamati benda-benda angkasa pada dasarnya teropong ini terdiri dari dua buah lensa cembung yaitu :
1)      Lensa yang ditujukan kepada benda-benda angkasa disebut lensa objektif.
2)      Lensa yang ditempatkan didekat mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi sebagai lup.
Jarak titik api lensa objektif lebih besar dari jarak titik api lensa okuler
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCDnHj6Q9TrAehqi9Tl9AO8LIXkD8n2A3U5MqnYYKcyVNKIzxNWiNCzJ7QVjxv_03m5Glod-YpURWfV1DvoMGSQgfbbUDL6vnH5JoyM0Nk9T0iA5v5WJIVTtIXZiIqS3NC7E8_GVj_IYm1/s1600/a1.png

Karena benda yang sangat jauh, maka berkas sinar yang melewati lensa objektif :
o   Sejati
o   Terbalik
o   Diperkecil dan terletak di titik api
Bayangan tersebut merupakan benda bagi lensa okuler. Benda yang diamati berada di tempat jauh tak terhingga ini berarti :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCaNrYMxI8Mei9DQ8_vLdE7e01dJLvOyM0F-0Zs6GluFhCWVkFGQUQOev0_y2r9nGC-sBsrK1PwSnNzJdSTHMlfzgvDgo-z2PVeHvWFhrJuGe-8BSMUZxR-6NhccqxlpX6n1jbi9T-97gw/s1600/a2.png

Diagram sinar pembentukan bayangan seperti pada gambar 1.2, benda-benda yang diamati sangat jauh sehingga sinar–sinar sejajar menuju ke lensa objektif. Dua kumpulan sinar-sinar sejajar yang berasal dari bagian atas bintang (T) dan bagian bawah bintang (B) membentuk bayangan nyata dan terbalik B1T1 dibidang fokus lensa objektif. Selanjutnya B1T1 dilihat oleh lensa okuler sebagai benda.
Kedudukan lensa okuler dapat diatur sedemikian rupa (digerakkan maju mundur) agar benda tadi berada di titik api lensa okuler atau fob danfok berimpit. Dengan demikian akan terbentuk bayangan maya, terbalik, dan diperbesar, ditempat jauh yang tak terhingga sehingga mata pengamat tidak perlu berakomodasi, sehingga tidak cepat melelahkan. Dengan demikian, panjang teropong atau jarak kedua lensa adalah d.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJlNZ7a8RIZPn9S2HB_-ZCgvUoSR70eNlswPPiN-VDruejCLGMVNZjm-r5T4U_O3A2_yPkxtj1ryzmr72VTxgfcQPIotKc6YxPA1sa72v-gVkfJzUCGiqr4VLbo-8MZ7B0h8_bEkT3CghS/s1600/a3.png
 Pembesaran bayangan (M) yang dihasilkan oleh teropong bintang adalah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWkNU1z95BQ-TtFGxutasLcQ3K2Dz-0oq-egNqIeUPn45zes34GQ4pbIctRmnEZek_uFKMbbGoUDTr8IT3lo6CRbgig3vYWuAkxk5jcYNi0yOj5yab46O-XwMiJBXCCQFHXC3stTu2JO1b/s1600/a4.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRjioYrQ4ZSNAhAsjX2FdkYrLeHuuidjbFAodR8gaeSUNNudja6BhcPOZgz-I2mr8SaroBfWBBm4gcN-tOTiOu5zDuYdPisip7e6tSBrs8QFOOgkQjnbXzXCZwHPHFluz2MzOVeJ1YNpA1/s320/a5.png
 Gambar 1.1 Teropong bintang

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfXWa-zrrGtdhj4OA1j_CFX_yZc_J-l5DcbaGNmR4xT7yTH_PUCvFhhPkrz00lBPWqS-EqSEK2mzSN1XVEgQ3s3OEKCEVnvjDzpoUUl_-V9QQ8cFNPQzdC6ueurDmM0isQtURVr74p5YQR/s320/a6.png

Gambar 1.2 Diagram sinar pembentukan bayangan pada teropong bintang


b.      Teropong Bumi
Teropong bumi adalah alat untuk mengamati benda-benda di darat atau di laut yang jauh letaknya agar tampak lebih dekat dan jelas.
Sistem optik pada teropong bumi berbeda sedikit dari teropong bintang. Perbedaannya yaitu teropong bumi dilengkapi sebuah lensa pembalik yang dipasang diantara lensa objektif dan lensa okuler sehingga bayangan yang dibentuk oleh teropong bumi menjadi tegak. Dengan demikian, teropong bumi terdiri dari 3 buah lensa cembung yaitu:
1)      Lensa objektif
2)      Lensa pembalik
3)      Lensa okuler
Lensa pembalik berfungsi untuk membalikkan bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif tanpa memperbesarnya.


Bayangan yang dibentuk lensa pembalik merupakan benda bagi lensa okuler. Lensa okuler selanjutnya membentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar. Pada diagram terlihat bahwa teropong bumi untuk pengamatan dengan mata tidak berakomodasi mempunyai panjang (d) sebesar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg24wyasI2wW_785c4eFjq0RNnVJuWogGjkBd6HLNHl_U2XkvZbFg55PXARcaOgE8ssWaS9s86SPAf5o_BGYoqfrUvkJOlnDW0rwx8S1mEMyh91cpk_nAg-o9S0rrTf0lzwyqGrVRj5aEoB/s1600/a7.png


Hal ini menyebabkan teropong bumi menjadi tidak praktis karena terlalu panjang. Perbesaran bayangan (M) yang dihasilkan oleh teropong bumi sebesar :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWkNU1z95BQ-TtFGxutasLcQ3K2Dz-0oq-egNqIeUPn45zes34GQ4pbIctRmnEZek_uFKMbbGoUDTr8IT3lo6CRbgig3vYWuAkxk5jcYNi0yOj5yab46O-XwMiJBXCCQFHXC3stTu2JO1b/s1600/a4.png

Diagram sinar teropong bumi ditunjukkan pada Gambar 2.1. Benda yang diamati lensa objektif dianggap cukup jauh sehingga sinar-sinar yang datang ke lensa objektif sejajar. Sinar sejajar ini membentuk bayangan terbalik I1 tetap di titik fokus objektif Fob. Bayangan terbalik I1 jatuh tepat di 2Fp  lensa pembalik sehingga oleh lensa pembalik dihasilkan bayanganI2 harus diletakkan di titk fokus lensa kuler Fok. Tampak bayangan akhir yang dibentuk lensa okuler tegak terhadap arah benda semula.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDKQlVuUZfX2g3jw3pP-309y2OPeAr2hANUTOEn5GgK5D8tmyXIrKLlk1Cf3s-AQqEhMDsZEMn9cCmeUzCfM3LQqvW0LsZQwrmS4ym-SbvN9uKkB-4GrzPdUQYuTip3ruCjSopbX-O9-BF/s320/a8.png
Gambar 2.1 Diagram sinar pembentukan bayangan pada teropong bumi

Teropong panggung
Teropong panggung disebut juga teropong Galileo sesuai dengan nama penemunya teropong ini merupakan teropong bumi, berukuran pendek karena hanya terdiri dari dua buah lensa yaitu :
1)      Lensa cembung berfungsi sebagai lensa objektif.
2)      Lensa cekung berfungsi sebagai lensa okuler dan sekaligus berfugsi sebagai lensa pembalik.
Diagram sinar teropong panggung ditunjukkan pada Gambar 3.1. Sinar-sinar sejajar yang datang pada lensa objektif akan membentuk bayangan X, tepat di titik fokus objektif. Bayangan X merupakan bayangan maya bagi lensa okuler. Untuk mata tidak berakomodasi, benda maya Xtepat pada titik fokus lensa okuler. Akhirnya sinar-sinar sejajar ke luar dari lensa okuler menuju mata, dan menghsailkan bayangan tegak di titik yang sangat jauh (tak terhingga) sehingga mata tidak cepat lelah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQaBWl21vtYpmWWENmt1Rp2hqVLpvhKc7UGIJRZ4EaKcwcDo498Zqdr8CoC7_BEtr5YQ4BPOR9SHwCt6A6Pa3B5mGHgg1pJghYGbaplqZ1lGhzcvoBqUf97GJmdCMgrj_rcOXu044pK_z7/s320/a9.png
Gambar 3.1 Diagram sinar teropong panggung atau teropong Galileo


Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler (d) tetap dirumuskan oleh persamaan :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJlNZ7a8RIZPn9S2HB_-ZCgvUoSR70eNlswPPiN-VDruejCLGMVNZjm-r5T4U_O3A2_yPkxtj1ryzmr72VTxgfcQPIotKc6YxPA1sa72v-gVkfJzUCGiqr4VLbo-8MZ7B0h8_bEkT3CghS/s1600/a3.png
Dengan fok adalah jarak fokus lensa okuler yang harus dimasukkan dengan tanda negatif. Perbesaran teropong adalah :
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAiGGxY6aAOfh6PUcTrlkYDytnmjEkp223YgxYQwm9Ej8TzOojhOq9ghTcJTUO1v0XmZIYxv9NsiLYV9i73Wnl4H2ZpAc9NrSA_VLlHNJXBRRicaRghvMRXUGk0-3b1-IPmijREWzOo7Cw/s1600/a10.png
       Sifat bayangan yang terlihat adalah maya, tegak, diperbesar.


Teropong prisma (teropong binokuler)
Teropong prisma adalah alat untuk melihat benda yang jauh tetapi bayangannya tidak terbalik. Lensa-lensa pada teropong prisma sama dengan tetopong bintang tetapi pada teropong prisma terdapat prisma yang dapat membalikkan byangan benda sehingga bayangan yang dilihat mata tidak terbalik. Teropong ini menggunakan 2 buah prisma siku-siku sama kaki untuk menggantikan fungsi lensa pembalik. Kedua prisma disusun bersilang satu sama lain.
Teropong demikian disebut juga teropong binokuler karena menggunakan dua buah lensa okuler, karena pengamat dapat melihat dengan 2 mata, maka kesan bayangan yang diperoleh adalah sebagai bayangan 3 dimensi (stereokopis).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSfqIJ2Dv0O5O_NAaiav0BCFH7n3wQ17xr2rJ9KU1kfVa5Z2U04h6H6U-SpEwK6YZVmZlWirARm5p24yCXgCcuR7Qp9hPsPg2oxy7IjbWTYQouWCIBzbj_1FX4PkgX94rWeINjmZyItAwz/s320/a11.png
 Gambar 4.1 Teropong prisma

1.      Teropong Pantul
 Teropong pantul berupa tabung yang didalamnya terdapat cermin cekung dan cermin datar sebagai reflektor atau pemantul dan sebuahlensa cembung sebagai okuler dan yang berfungsi sebagai objektif yaitu cermin cekung.
Diagram sinar teropong pantul ditunjukkan pada Gambar 5.2. Cermin cekung besar akan mengumpulkan cahaya sebanyak mungkin. Akan tetapi, sebelum cahaya dikumpulkan di titik fokus F cermin cekung, cahaya dipantulkan dahulu oleh cermin datar menuju ke lensa okuler (lensa cembung).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGXYmwt2TboY4zxcO9XFXfMY5kTLiPucO-cxLIZr334-5R0V4x9Yc4W38AGfUViK2quaddOHfMUqI4zl_4UEjqMDL2_AF0VKuCFL_BV7HOr6kr8lP8p2E0RddzD7hL8oZ3G-g-EaDzzxQG/s320/a12.png
 Gambar 5.1 Teropong pantul

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEAVbukaq7lcof6VzFrNjfmj2qEmrF7DnjxKuIqeqPA540rl9_Pdu-uEP74Bn1sVC5WOIqM_3YtzNd8KhUYmoB5hLJi-GCHjLwH2HoWjUwRu3R-GlkWvs21PV_vasY6cvFT8ypzmHrOTea/s320/a13.png
 Gambar 5.2 Diagram sinar teropong pantul astronomi

Mengapa cermin digunakan sebagai pengganti lensa objektif ?
1)      Cermin lebih mudah dibuat dan lebih murah daripada lensa.
2)      Cermin tidak mengalami tidak mengalami aberasi kromatik (penguraian warna) seperti lensa.
3)      Cermin lebih ringan daripada lensa yang berukuran sama sehingga lebih mudah digantung.
Berdasarkan ketiga alasan tersebut, penggunaan cermin sebagai objektif pada teropong pantul lebih disukai daripada lensa. Dalam kenyataannya teropong astronomi terbesar adalah teropong pantul berdiameter 5 m di Mount Palomar, USA. Teropong ini dirancang olehGeorge Elleny Hale tahun 1928 dan baru selesai dibuat pada tahun 1934. Teropong pantul lebih bersifat sebagai alat pemotret daripada sebagai teropong pandang lan
2.4 Penerapan teleskop dalam ilmu geografi

            Penginderaan Jauh adalah “Pengambilan atau pengukuran data / informasi mengenai sifat dari sebuah fenomena, obyek atau benda dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa berhubungan langsung dengan bahan study.“ Komponen dasar.
Lebih jauh lagi, Pengindraan Jauh memungkinkan kita untuk mempelajari hal-hal di luar planet bumi. Berbagai bentuk astronomi adalah contoh dari Pengindraan Jauh, karena target yang diteliti berada dalam jarak yang sangat jauh dari bumi sehingga kontak fisik tidak dimungkinkan.
Astronomer menggunakan teleskop and alat sensor lain. Informasi dicatat dan digunakan untuk mengambil kesimpulan mengenai ruang angkasa dan alam semesta. Pengindraan Jauh untuk lingkungan hidup adalah penelitian mengenai interaksi antara sistem alam di bumi menggunakan teknologi Pengindraan Jauh. Beberapa keuntungan menggunakan teknik Pengindraan Jauh dalam hal ini adalah:
Lebih luasnya ruang lingkup yang bisa dipelajari.,Lebih seringnya sesuatu fenomena bisa diamati.Dimungkinkannya penelitian di tempat-tempat yang susah atau berbahaya untuk dijangkau manusia, seperti daerah kutub, kebakaran hutan, aktivitas gunung berapi.

a. Teknologi Pengindraan Jauh  

            Sebuah platform Pengindraan Jauh dirancang sesuai dengan beberapa tujuan khusus. Tipe sensor dan kemampuannya, platform, penerima data, pengiriman dan pemrosesan harus dipilih dan dirancang sesuai dengan tujuan tersebut dan beberapa faktor lain seperti biaya, waktu dsb.

b. Resolusi sensor

            Rancangan dan penempatan sebuah sensor terutama ditentukan oleh karakteristik khusus dari target yang ingin dipelajari dan informasi yang diinginkan dari target tersebut. Setiap aplikasi Pengindraan Jauh mempunyai kebutuhan khusus mengenai luas cakupan area, frekuensi pengukuran dan tipe energi yang akan dideteksi. Oleh karena itu, sebuah sensor harus mampu memberikan resolusi spasial, spectral dan temporal yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi.

BAB III
Penutup 
3.1 Kesimpulan
            Teleskop yang pertama kali membuat bukan Galileo, tetapi peneliti sebelumnya  mengklaim bahwa Teleskop pertama kali di temukan oleh dirinya. Meskipun begitu, teleskop Galileo adalah suatu alat yang lebih baik dari modifikasi teleskop refraksi yang dibuat oleh orang berkebangsaaan Belanda, Hans Lippershey.
            Bagian-bagian Teleskop terdiri dari Tabung Teleskop, Mounting, Half-pillar, Tri pod, Star book, dan peralata lainnya.
            Ada tiga jenis utama teleskop optik yang digunakan yaitu Refraktor atau Dioptrik, Reflektor atau Katoptrik dan Katadioptrik
            Penginderaan Jauh adalah “Pengambilan atau pengukuran data / informasi mengenai sifat dari sebuah fenomena, obyek atau benda dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa berhubungan langsung dengan bahan study.“ Komponen dasar.
Lebih jauh lagi, Pengindraan Jauh memungkinkan kita untuk mempelajari hal-hal di luar planet bumi. Berbagai bentuk astronomi adalah contoh dari Pengindraan Jauh, karena target yang diteliti berada dalam jarak yang sangat jauh dari bumi sehingga kontak fisik tidak dimungkinkan



Daftar Pustaka


Winarti.201-.Geografi Ilmu Pengetahuan Sosial. Klaten : PT Intan Pariwara
______Lippincott Kristen Astronomi. Balai Pustaka
______http://id.wikipedia.org/wiki/Teleskop (19:23, 10 november 2013)
______2009.Penginderaan-jauh-remote-sensing, http://riza-vahlevi.blogspot.com ( 20:10, 10         november 2013)
______2011.Sejarah-Teleskop, http://antamedika.blogspot.com (21:34, 10 november 2013)





















LAMPIRAN
http://aerodest.files.wordpress.com/2011/02/1.jpg
            ( Teleskop)
http://aerodest.files.wordpress.com/2011/02/2.jpg?w=300&h=185
( Tabung optik utama)
http://aerodest.files.wordpress.com/2011/02/3.jpg?w=300&h=200
( Finderscop )
http://aerodest.files.wordpress.com/2011/02/4.jpg?w=300&h=136
( Mounting )
http://aerodest.files.wordpress.com/2011/02/5.jpg?w=300&h=123
( Klem deklinasi dan sudut jam)
http://aerodest.files.wordpress.com/2011/02/6.jpg?w=300&h=145
( Klem pengunci)
http://aerodest.files.wordpress.com/2011/02/7.jpg?w=271&h=300
http://aerodest.files.wordpress.com/2011/02/8.jpg?w=300&h=134
( Half-pillar)
http://aerodest.files.wordpress.com/2011/02/9.jpg?w=300&h=107
( Star book)
http://aerodest.files.wordpress.com/2011/02/10.jpg?w=450http://aerodest.files.wordpress.com/2011/02/11.jpg?w=300&h=127
http://aerodest.files.wordpress.com/2011/02/12.jpg?w=300&h=251

http://kafeastronomi.com/wp-content/uploads/2011/01/Teleskop-Refraktor-186x300.jpg                                    http://kafeastronomi.com/wp-content/uploads/2011/01/Newtonian-Teleskop-218x300.jpg
( Teleskop refraktor)                                                   ( Teleskop reflektor)


 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRjioYrQ4ZSNAhAsjX2FdkYrLeHuuidjbFAodR8gaeSUNNudja6BhcPOZgz-I2mr8SaroBfWBBm4gcN-tOTiOu5zDuYdPisip7e6tSBrs8QFOOgkQjnbXzXCZwHPHFluz2MzOVeJ1YNpA1/s320/a5.png
Teropong bintang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSfqIJ2Dv0O5O_NAaiav0BCFH7n3wQ17xr2rJ9KU1kfVa5Z2U04h6H6U-SpEwK6YZVmZlWirARm5p24yCXgCcuR7Qp9hPsPg2oxy7IjbWTYQouWCIBzbj_1FX4PkgX94rWeINjmZyItAwz/s320/a11.png
Teropong prisma
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGXYmwt2TboY4zxcO9XFXfMY5kTLiPucO-cxLIZr334-5R0V4x9Yc4W38AGfUViK2quaddOHfMUqI4zl_4UEjqMDL2_AF0VKuCFL_BV7HOr6kr8lP8p2E0RddzD7hL8oZ3G-g-EaDzzxQG/s320/a12.png
Gambar teropong pantul