LAPORAN
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
OLEH :
OLEH :
1.
Hendri Purwadi(12050351)
2.
Linawati(12050351)
3.
M. Jaya Saputra(12050351)
4.
Yuni Fardalina(12050351)
JURUSAN
PENDIDIKAN FISIKA KONSENTRASI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’aalamiin. Segala
puji dan syukur hanya milik Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Geologi Dasar ini.
Laporan ini kami susun sebagai tugas akhir praktikum mata kuliah Geologi Dasar
yang memuat tentang jenis batuan, bentuk strutur lokasi atau daerah penelitian
sehingga harapannya dapat memenuhi syarat untuk mengikuti ujian akhir semester.
Penyelesaian penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs. Djayus, MT selaku pembimbing
praktikum sekaligus dosen pengampu mata kuliah Geologi Dasar.
2. Teman – teman seperjuangan, atas
dukungannya baik moril maupun materiil dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan, Oleh karena itu segala kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat kami harapkan, demi kesempurnan penulisan laporan selanjutnya. Semoga dapat
bermanfaat sebesar – besarnya bagi tim penyusun khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Samarinda, 22
Mei 2013
DAFTAR ISI
Halaman
Pengesahan
Kata
Pengantar……………………………………………..…………….……... i
Daftar
Isi…………………………………………………....................................
ii
Daftar
Gambar
Daftar
Lampiran
BAB
I Pendahuluan
A. Ruang
lingkup praktek lapangan………………………………………….1
B. Latar
belakang praktek lapangan……………………………….…………1
C. Tujuan
praktek lapangan…………………………………….…………….2
BAB
II Tinjauan Pustaka
A. Mineral……………………………………………..……….……………..4
B. Batuan……………………………………………………………………..5
a. Batuan
Beku…………………………………………………………...8
b. Batuan
Sedimen………………………………………………………..9
c. Batuan
Metamorf
C. Navigasi……………………………………………………….………7
a. Peta
Geologi
b. Orientasi
Medan dan GPS
c. Kompas
D. Pemetaan
Geologi
E. Struktur
Geologi
F. Stratigrafi
BAB
III Metodologi
A. Waktu
dan Lokasi Pratikum…………………………………………………….9
B. Alat
dan Bahan………………………………………………….………10
C. Prosedur
Pengukuran dan Pengamatan………………………….…………...11
BAB
IV Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Praktikum………………………………………………….……….12
B. Pembahasan………………………………………..16
BAB
V PENUTUP
A. Kesimpulan
…………………………………………………………...…21
B. Saran………..……………………………………………………………21
Daftar
Pustaka…………………..……………………………………...………22
Lampiran
Biodata
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Secara tidak disadari pengetahuan geologi
sudah diterapkan sejak zaman prasejarah. Bahkan manusia terdahulu sudah
mengetahui macam-macam batuan yang baik bagi bahan baku dan senjata serta
mengetahui dimana mereka bisa mendapatkannya atau mencarinya. Selanjutnya
manusia ingin mengetahui tentang alam sekitarnya, adanya gunung api, bentang
alam, perbukitan dan lembah-lembah. Terjadinya bencana gempa bumi, tanah
longsor, gunung api dan bencana alam lainnya yang mendorong manusia untuk
mempelajarinya. Kerak bumi terdiri dari beraneka jenis batuan. Tiap-tiap batuan
ini berbeda dari yang lainnya, baik jenis, bentuk, warna, kadar air, proses
terjadinya, maupun kekuatannya menahan longsor. Bagi ahli-ahli geologi yang
mengkaji kandungan dan perkembangan bumi secara fisika, pengetahuan tentang
batuan ini sangatlah penting. Begitu juga bagi ahli-ahli Geografi. Mereka perlu
mempunyai pengetahuan tentang jenis batuan-batuan yang biasa terdapat dan
juga hubungannya dengan rupa bumi. Batuan adalah sejenis bahan yang terdiri
dari mineral dan dapat dikelaskan menurut komposisi mineralnya. Pengelompokkan
ini dibuat berdasarkan bagian luar bumi yang tertutupi oleh daratan dan lautan
dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi,
karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung
dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat kita ketahui dengan cepat dan
jelas.
Jenis – jenis batuan dapat diklasifikasikan berdasarkan prinsip dasar :
- Mineral pembentuk batuan .
- Mineral utama atau esensial batuan.
- Perbedaan komposisi mineral berdasarkan struktur dan tekstur dari batuan itu sendiri.
Pelaksaan praktek lapang ini didasarkan pada kuriukulum tahun 2012/2013 pada
semester genap, untuk menunjang tercapainya pembelajaran geografi. Waktu
pelaksanaan praktek ini dilaksanakan Selama empat kali yakni
tanggal 13,27 April 2013 dan 4,11 Mei 2013. Praktek lapangan ini
dimaksudkan untuk menyusaikan antara teori yang diterima dengan objek
lapangan.Karena kita tahu bahwa kajian gelogi belum cukup lengkap jika sebatas
teori saja, sehingga praktek lapangan sangatlah penting untuk dilaksanakan
karena dapat membantu memperdalam ilmu yang diterima khususnya pada mata kuliah
geologi umum.
B.
Ruang
Lingkup
Lingkup pokok penelitian telah
menjadi suatu wilayah tertentu yang akan dijadikan sebagai perbandingan
pembelajaran tentang gejala – gejala geologi. Dimana gejala tersebut akan
dihubungkan dengan apa yang telah didapatkan selama proses pelajaran di kelas.
Geologi
sebagai dari pengetahuan alam yang mempelajari segala sesuatu tentang
gejala-agejala yang terdapat dipermukaan dan didalam bumi. Dalam mengkaji
dan mempelajari ilmu geologi tidak cukup hanya berbekal teori, tetapi juga
sangat diperlukan pengalaman langsung di lapangan. Dalam hal ini alam berfungsi
sebagai laboratorium universal karena pengetahuan geologi bukanlah semata –
mata pengetahuan yang eksak seperti halnya ilmu fisika maupan matematika.
Pengembangan pokok bahasan akan jauh lebih baik jika mahasiswa melakukan
observasi langsung di lapangan sesuai kondisi alam yang dimiliki oleh
wilayah yang diamati. Dengan begitu akan lebih mempermuda pemahaman mahasiswa
untuk memahami teori yang telah diperoleh sebelumnya dan mengetahui kebenaran
yang ada tentang gejala- gejala geologi di muka bumi.
C.
Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya praktek lapang ini antara
lain :
a. Melatih
mahasiswa mengobservasi, mengukur dan mengumpulkan data geologi kota Samarinda.
b. Melatih mengumpulkan data, mengelola
dan menginterpretasi data yang dikumpulkan melalui observasi mengukuir dan cara
mengumpulkan yang lainnya untuk menyusun karya ilmiah geologi.
c. Dilatih
menjadikan lapangan sebagai salah satu media pembelajaran.
d. Membentuk sikap
dan perilaku cinta lingkungan kepada para mahasiswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Mineral
Mineral
adalah suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi kimia yang khas dan
biasanya mempunyai struktur kristal yang jelas, yang kadang-kadang dapat
menjelma dalam bentuk geometris tertentu.
Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna; sukar untuk mendefinisikan mineral dan oleh karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa mineral ialah satu frasa yang terdapat dalam alam.
Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna; sukar untuk mendefinisikan mineral dan oleh karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa mineral ialah satu frasa yang terdapat dalam alam.
Sedangkan Mineral diklasifikasikan berdasarkan sifat
fisik dan komposisi kimia. Sifat fisik mineral antara lain berdasarkan:
1. Struktur kristal, diamati melalui
mikroskop.
2. Kekerasan (Hardness),
3. Kilap (Luster), diukur dari
interaksi terhadap cahaya.
4. Warna (Colour), tampak oleh mata.
5. Streak
6. Cleavage
7. Fracture
8. Specific gravity
9. Lain-lain (Fluorescence,
Magnetism, Radioaktivity, dll)
B.
Batuan
Batuan merupakan bagain kulit bumi
dalam bentuk padat dan terbentuk oleh agregrasi partikel mineral. Sebagian
besar batu merupakan campuran dari beberapa mineral yang tidak mempunyai ramuan
yang pasti, seh8ngga sebutir batu dengan butiaran batu lainnya maungkin berbeda
unsurnya.
Menurut asal – usulnya, batuan dapat
dibagi menjadi tiga kelompok utama, antara lain :
a.
Batuan
Beku
Batuan beku merupakan batuan hasil
pendinginan batuan cair pijar (magma) yang berasal dari dalam permukaan bumi.
Magma yang keluar dari dalam bumi juga dapat mengalami proses pembekuan pada
saat perjalanan ke permukaan bumi. Pembekuan magma ada yang masih berada di
sekitar dapur magma, berada di dalam lubang perjalanan(korok) dan ada yang
membeku di permukaan bumi. Oleh karena itu , batuan beku terbagi atas tiga
bagian menurut tempat pembekuannya, yaitu :
Batuan Plutonik ( batuan beku dalam), yaitu batuan yang
membeku di dalam dapur magma. Proses pembekuan batuan ini secara perlahan –
lahan sehigga ablur – ablurnya tumbuh secara wajar. Hasil pembekuaan ini adalah
batuan yang seluruhnya terdiri dari hablur (kristal). Misalnya, batuan granik.
Batuan intrusive (batuan korok), yaitu batuan yang tempat
membeku di antara dapur magma dengan permukaan bumi (korok). Misalnya, batuan
batolit.
Batuan ekstrusif (batuan beku luar), yaitu batuan yang
membeku di permukaan bumi. Batuan ini prses membekunya secara cepat
sehingga hablur – hablurnya halus. Misalnya, batu kaca dan batu apung.
b.
Batuan
Sedimen
Batuan
sediment adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat perombakan atau
terkikisnya batuan dari suatu tempat kemudian di endapkan secara berlapis –
lapis di tempat lain. Setelah mengalami proses pengerasan, yakni perekatan dan
penekanan dalam waktu yang lama, sediment akhirnya dapat membantu.
Menurut
proses pembentukannya, batuan sediment dapat digalongkan menjadi tiga golongan
yaitu :
Aluvial, yaitubatuan sedimen yang dibentuk dan diendapkan
oleh sungai – sungai. Misalnya, pasir dan tanah endapan ditepi sungai.
Batuan sedimen mudah, batuan yang tidak dipengaruhi oleh
gerakan orogen. Pada lapisan batuan ini sering terdapat tambang minyak bumi.
Misalnya Lumpur lunak.
Batuan sediment tua, yaitu batuan sediment yang sudah melengkung
atau terlipat bahkan retak oleh gaya endogen. Misalnya.. batua serpih.
Menurut bahan asal pembentukannya, batuan sediment dapat dibedakan menjadi tiga
bagian antara lain :
Batuan sedimen klastis, yaitu batuan yang terbentuk oleh
disintegrasi batuan asal melalui proses pelapukan. Proses transportasi oleh air
atau angin dapat mengubah atau memperkecil pecahnya batuan dalam berbagai
ukuran dan bentuk. Batuan sedimen klastis dapat dibagi atas sub bagian, yaitu :
a).
batuan sediment yang butiranya sangat halus, misalnya tanah liat
b).
batuan sediment yang butiranya halus sedang, misalnya pasir.
c). batuan sediment yang butiranya
kasar, misalnya breksi dan konglomerat.
Batuan sediment organis, yaitu batuan yang berasal dari
kegiatan organisme. Misalnya batu kapur.
Batuan sediment kimiawi, yaitu batuan yang terbentuk karena
proses kimiawi.misalnya evaporit.
c.
Batuan
Metamorf
Perubahan fisika dan
kimiawi dari batuan yang mengubah tekstur, struktur dan komposisi mineral
sebagai respon terhadap perubahan pada kondisi lingkungan didalam bumi
Penyebab
:
Ø Tekanan (Pressure)
Ø Panas (Heat)
Ø Sirkulasi Fluida (Circulating Fluida)
Pengertian batuan metamorf
atau yang disebut juga dengan nama batuan malihan adalah sekelompok batuan yang
merupakan hasil dari ubahan atau transformasi dari suatu tipe batuan yang sudah
ada sebelumnya (protolith) oleh suatu proses yang dinamakan metamorfosis atau
perubahan bentuk. Protolith
atau batuan asal yang dikenai panas lebih dari 150 derajat celcius dan tekanan
yang ekstrem akan mengalami perubahan fisika dan atau kimia yang besar. Batuan
Protolith dapat berupa batuan beku,
batuan sedimen, atau bisa juga batuan metamorf lain yang usianya lebih tua.
Batu gneis, batu sabak, batu marmer dan batu skist merupakan beberapa contoh
dari batuan metamorf.
C.
Navigasi
adalah cara menentukan posisi dan arah
perjalanan baik di medan sebenarnya maupun pada peta. Untuk mendalami ilmu
navigasi, teknik dan penggunaan alat bantu seperti Kompas, Global Positioning
System (GPS), Altimeter, dan Peta sangat penting untuk dipelajari. Selain itu,
hal penting lainnya yang harus diketahui adalah membaca medan perjalanan dan
tanda-tanda alam maupun buatan manusia sebagai penunjuk arah.
a. Peta Geologi (Formasi Batuan)
Peta Geologi adalah peta yang
menggambarkan kondisi geologi suatu daerah dan berujud suatu proyeksi dan
pelamparan Satuan / Kelompok batuan yang ada, urutan penumpukan dari
satuan-satuan tersebut serta susunan atau arsitektur perlapisan batuan yang ada
pada daerah yang terwakili oleh peta geologi tersebut.
b. Orientasi Medan dan GPS
Orientasi
Medan adalah pengidintifikasian atau pengenalan suatu area/tempat di lapangan
atau medan. GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini
didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi
mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan
cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan
orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi
tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat
memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa
millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.
c. Kompas Geologi
Yang
dimaksud kompas geologi adalah kompas yang selain dapat dipakai untuk mengukur
komponen arah, juga komponen besar sudut.
Ada
dua tipe kompas geologi yang dikenal, yaitu kompas empat kuadran dimana
lempengan skala dibagi menjadi empat kuadran, kuadaran NE (North-East), NW
(North-West), SW (South-West) dan SE (South-East), masing-masing besamya 0 0
s/d 90° diukur dari North (Utara) dan South (Selatan) balk ke arah East (Timur)
maupun West (Barat). Sedangkan tipe yang kedua adalah kompas tipe azimuth atau
tipe 360°, dimana lempengan skala dibagi menjadi 360° diukur dari North ke
East.
a. Koreksi
Deklinasi.
Karena jarum kompas adalah
jarum magnet, maka arah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas adalah arah
utara magnetik. Arah utara magnetik ini tidak berimpit dengan arah utara
sebenarnya (arah utara geografis). Mereka membentuk sudut yang besarnya berbeda
-beda dari suatu lokasi geografis dengan lokasi geografis lainnya, dan kadang
berubah dari satu waktu ke lain waktu, meskipun lokasi geografisnya tetap.
Perbedaan suclut ini dinamakan deklinasi. Supaya jarum kompas menunjukkan arah
yang sesuai dengan arah utara geografis maka harus dilakukan koreksi deklinasi.
Misalkan, besamya harga deklinasi di daerah Bojonegoro pada tahun 1930 adalah
2° 15'E dan bertambah 3' setiap tahun. Keterangan tersebut dapat dibaca pada
peta topografi yang digunakan. Jika kita akan bekerja di daerah itu pada tahun
1980, maka besarnya deklinasi adalah 2° 15' + 50 x 3' = 4° 45' E, artinya arah
utara magnetik tedetak 4° 45' di sebelah timur dari utara sebenarnya (true
north). Jadi lingkaran harus kita putar sehingga index pin menunjuk
4° 45' di sebelah timur dari titik 0.
b.
Cara Membaca Arah.
Arah dari suatu titik ke
titik lain dapat dinyatakan dengan dua cara, tergantung jenis/tipe kompas
geologi yang digunakan. Kedua cara tersebut adalah :
Dengan hanya menggunakan satu mata angin yaitu North (N) memutar melewati East
(E). Setelah arah
diukur dengan cara tersebut, ditulis dengan notasi N E (misalnya N 45° E, N
100° E, N 286° E). Arah yang diukur dengan metode ini disebut sebagai dinamakan
Azimuth, besarnya 0° s/d 360°. Penulisan arah Azimuth dinyatakan dengan NE, maksudnya pengukuran mulai dari
arah North ke East, misainya N 160 E, N 340" E, N 150" E dan
sebagainya. Perhatikan, NE disini tidak menunjukkan kuadran North-East. Kompas
geologi yang digunakan juga disebut sebagai kompas tipe azimuth (360°). Kompas geologi dari Eropa dan Jepang pada umumnya
dibuat mengikuti tipe ini.
Dengan menggunakan
empat mata angin, yaitu North, East, South dan West. Arah-arah diukur dari
: North ke arah East untuk yang berada pada kuadran NE, misalnya N 60° E, N 35°
E dsb. , North ke arah West untuk yang berada pada kuadran NW, misainya N 45°
W, N 25 ° W dsb. , South ke arah East untuk yang berada pada kuadran SE,
misalnya S 12° E, S 6° E, dsb., South ke arah West untuk yang berada pada
kuadran SW, misainya S 20° W, S 48° W.
Dengan cara
ini maka besamya arah hanya akan berkisar dari 0 0 - 90 0 saja. Kompas geologi
yang digunakan dalam cara ini adalah kompas jenis empat kuadran, atau sering
disebut sebagai kompas tipe Brunton. Kompas geologi buatan Amerika kebanyakan
menggunakan sistem kuadran. Setiap ahli geologi harus dapat menggunakan kedua
cara tersebut di atas sama baiknya, tergantung dari jenis kompas geologi yang
digunakannya. Kedua cara tersebut tidak boleh dicampur aduk.
D.
Pemetaan
Geologi
Kerja lapangan yang memanfaatkan
metoda geologi lapangan dengan tujuan menghasilkan peta geologi disebut
pekerjaan pemetaan geologi. Hakekat
pernetaan geologi adalah menampilkan segala macarn kondisi geologi yang ada di lapangan
(yang bersifat tiga dimensionil) ke dalam peta (yang bersifat dua dimensionil).
Gejala geologi yang nampak di lapangan terutama adalah batuan, urutan batuan,
struktur batuan serta bangun bentang alam yang dibangun oleh batuan tersebut.
a. Pengelompokan atau Penyatuan
Pengelompokan dan penyatuan
aneka ragam batuan yang ada di lapangan (pengelompokan stratigrafis) didasarkan
atas :
v ciri khas batuan litostratigrafi
v ciri khas kandungan fosilnya biostratigrafi
v umur dari batuan kronostratigrafi
Pengelompokan
yang paling sering digunakan dalam proses pemetaan geologi : litostratigrafi. Pengelompokan juga
dilakukan terhadap kondisi morfologi yang nampak di lapangan, terutama berdasar
pada kondisi relief.
b. Pengurutan posisi Kelompok / Satuan :
Penentuan posisi dan
hubungan stratigrafis antara satuan yang satu terhadap yang lain, sehingga
dapat diperoleh sejarah pembentukan batuan yang ada di daerah pernetaan.
v Posisi
: apakah suatu satuan itu lebih muda, lebih tua, berumur sama dengan satuan yang
lain.
v Hubungan selaras, tidak selaras, menyilang jari, intrusi.
c. Rekonstruksian struktur geologi
Rekonstruksi ini akan
memberikan gambaran tentang struktur geologi yang ada di daerah tersebut,
hubungan antar struktur yang ada, sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh
sejarah tektonik yang pernah terjadi di daerah pernetaan.
Tujuan
Umum Pemetaan Geologi :
a. Memberikan gambaran
tentang Gejala dan Proses Geologi yang
ada/terjadi di daerah yang dipetakan pada saat pemetaan.
b. Memberikan tafsiran tentang Kondisi dan Proses Geologi apa saja yang pernah terjadi di daerah
yang dipetakan sepanjang waktu geologi terhitung sejak terbentuknya batuan yang
tertua di daerah pemetaan sampai saat pemetaan berlangsung.
c. Memberikan evaluasi
tentang Potensi Geologi yang bersifat
positip dan negatip yang ada atau mungkin ada.
Prinsip
dasar Pemetaan Geologi :
a. Pengamatan, pengukuran dan perekaman unsur geologi secara
teliti, menyeluruh dan tepat.
b. Hasil pengamatan sejumlah titik dalam suatu lintasan dirangkai
menjadi peta geologi lintasan.
c.
Sejumlah peta lintasan dihubungkan menjadi peta geologi areal
E.
Struktur
Geologi
Struktur geologi adalah
struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja kekuatan
tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping itu struktur
geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik .
F.
Stratigrafi
Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan
dan kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dengan ruang dan waktu,
sedangkan dalam arti sempit ialah ilmu pemerian batuan
Pengolongan stratigrafi ialah pengelompokan bersistem batuan menurut
berbagai cara, untuk mempermudah pemerian aturan dan hubungan batuan yang satu
terhadap lainnya. Kelompok bersistem tersebut di atas dikenal sebagai Satuan
Stratigrafi
BAB
III
METODOLOGI
A.
Waktu
dan Lokasi Pratikum
Praktikum
ini dilaksanakan Pada tangggal 13,27
April 2013 dan 4,11 Mei 2013, bertempat di enam lokasi
yaitu:
Lokasi
pertama : Kebun Agung, tanjakan Gunung Tanggah, 150 m dari jalan
Lokasi
kedua : Jalan Perjuangan, Bukit Galian C, 50 m dari jalan
Lokasi
ketiga : Jalan Ajidilayas, perumahan Alaya
Lokasi
keempa : Gunung Pinang Puncak, Jalan
Suryanata
Lokasi
kelima : Gunung Batu Putih, Jalan Suryanata
Lokasi
enam : Desa Perjiwa, Jalan Raya
Tenggarong-Samarinda
B.
Alat
dan Bahan
a.
Alat :
Ø Kompas geologi dan kompas biasa
Ø GPS
Ø Peta
topografi dan peta geologi wilayah praktek
Ø Rol meter
Ø Kamera
Ø Mistar derajat
Ø Lup
Ø Penggaris Panjang
Ø Plastik Sampel
Ø Palu
b. Bahan :
Ø Kertas folio
Ø Kantong sampel
Ø Kertas HVS
Ø Pensil
C.
Prosedur
Pengukuran dan Pengamatan
Kegiatan pengukuran
dan pengamatan lapangan ini adalah merupakan suatu kagiatan pokok dalam
melaksanakan praktek lapang ini. Dengan kegiatan ini kita berusaha untuk mengumpulkan
gejal yang ditimbulkan selama pengukuran dan pengamatan. Dalam kegiatan ini, keseriusan dan
ketelitian yang tinggi sangat diperlukan bagi para peserta praktek lapang, agar
data yang didapatkan dapat lebih akurat, mengingat hasil dari observasi lapngan
ini akan dituangkan kedalam lembaran - lembaran kertas berbentuk sebuah laporan
yang nantinya akan menjadi salah satu panduan kita dan adik – adik mahasiswa
kelak.
Ada
beberapa metode yang digunakan dalam pengukuran dan pengamatan lapangan, yaitu:
1.
Metode Road Travels
Metode ini digunakan pada saat kita melewati jalan raya.
Sepanjang jalan akan nampak oleh kita beberapa gejala geologi yang sangat
menarik perhatian untuk dijadikan sebagai objek penelitian.
2.
Metode River Travels
Perjalanan
menelusuri sungai ini di tempuh apabila daerah objek berada pada pinggir sungai
atau harus melalui sungai tersebut untuk dapat mencapai lokasi yang dimaksud.
Dalam perjalan menelusuri sungai maka akan tampak oleh mata kita berbagai
gejala geologi, baik yang disebabkan oleh hasil kerja air sungai ataupun
kaerena factor lain.
BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil praktikum
A.
Lokasi
1 ( Kebun Agung, tanjakan Gunung Tanggah, 150 m dari jalan )
Posisi 1
LS: 000 27’3,9”
BT: 117012’0,1”
Deep : 50
Strike
: 420
Sampel Batuan :
Batuan ini tergolong batuan sedimen. Batuan
ini memiliki porositas yang jelek dan pemilahan yang baik terdiri dari butiran
yang sama. Berwarna coklat agak keputihan di bagian luar karena batuan ini
bersentuhan langsung dengan udara dan air sehingga terjadi persenyawaan dengan oksigen,
warna coklat dengan presentasi lebih dominan di bagian dalam. Tekstur halus
sehingga tergolong batuan pasir.
B.
Lokasi 2 ( Jalan Perjuangan, Bukit Galian C, 50 m dari jalan )
Posisi 1
LS: 00027’23,5”
BT: 117009’30,2”
Deep
: 150
Strike : 180
Sampel Batuan:
Batuan ini tergolong batuan sedimen. Berwarna
abu-abu dan terdapat juga matrik yang berupa mineral lempung yang ikut menyusun
batuan tersebut. Serta terdapat juga sisipan berupa magnesium.
C.
Lokasi 3 ( Jalan Ajidilayas, perumahan
Alaya)
LS
: 00027’54,8”
BT
: 117010’26,5”
Deep
: 210
Strike
: 460
Batuan ini tergolong batuan sedimen. Memiliki
ukuran butiran yang halus dan penyusun semennya kompak, berwarna hitam
kecoklatan dan ada juga yang berwarna merah bata dan kemungkinan warna tersebut
berasal dari mineral besi yang ikut menyusun batuan tersebut.
D.
Lokasi 4 (Gunung Pinang Puncak, Jalan Suryanata )
LS
: 00027’00,5”
BT
: 117006’3,1”
Deep :610
Strike
:20,40
Sampel
Batuan :
Batuan ini tergolong batuan sedimen yang
proses terjadinya di daerah muara. Lempung yang disispi batu pasir, serta
terdapat sisipan magnesium. Warnnya putih ke abu-buan.
E.
Lokasi 5 ( Gunung Batu Putih, Jalan Suryanata )
LS:
00028’28,0”
BT:
117007’02,7”
Batuan ini tergolong batuan sedimen klastis ,
atau tidak mengenal butir. Warnanya putih, serta terdapat kristal garam. Batuan
ini terjadi akibat proses endapan kimiawi, yang terjadi di laut dangkal.
F.
Lokasi 6 ( Desa Perjiwa, Jalan Raya Tenggarong-Samarinda )
LS
:00026’09,8”
BT
: 11700,2’9,5”
Deep
: 520
Strike
: 120
Batuan ini termasuk batuan sedimen, batu
pasir, dan terdapat sisipan silika, yang berwarna putih. Susunan batuannya
termasuk kompak,serta warnanya hitam.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Komponen utama pembentuk bumi adalah
batuan. Setiap batuan memiliki keistimewaan dilihat dari penyusun dan
fungsinya. Batuan sendiri di bedakan menjadi tiga, yaitu batuan beku (igneous rocks), batuan sediment
(sedimentary rocks), dan batuan metamorf. Batuan-batuan tersebut
berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya. Suatu
daratan terbentuk dari endapan batuan dan karena adanya patahan. Dimana daratan
tersebut akan memiliki karakteristik batuan dengan unsur-unsur yang sering
dijumpai di laut
2.
Terdapat singkapan batubara di daerah
vila tamara yang terdapat sisipan sulfur belerang sehingga batubara tersebut
tidak termasuk batubara murni
3.
Terdapat fosil-fosil kerang dibukit
Putih yang menandakan bahwa dulu kala di tempat tersebut terdapat lautan yang
mengalami pengangkatan
B. Saran
1. Khusus
pemerintah setempat diharapkan agar selelu memperhatikan dan menjaga
kelestarian lingkungan.
2. Diharapkan
kepada rekan-rekan mahasiswa agar dapat menguasai alat-alat yang digunakan di
lapangan.
3. Diharapkan
bagi mahasiswa agar dapat mengidentifikasi batuan dengan benar.
DAFTAR
PUSTAKA
Jayus, Laporan praktek lapangan jurusan Geografi,
FMIPA Unmul 2012 : Samarinda
Kateli, J.A. dan Marks.P.. Geologi Dasar.Departemen urusan Research Nasional : Jakarta
Lance.O, Ivanova.M, Lebedeva.N.Geologo Dasar, Gya Media Pratama:Jakarta
Waluyo, Teguh. 2004. Geografi.Erlangga.
Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN
LOKASI 1 KEBUN AGUNG,GUNUNG TANGGA, SAMARINDA
LOKASI 2
JL.PERJUAGAN, SAMARINDA
LOKASI 3
JL.AJIDILAYUS PERUM. ALAYA, SAMARINDA
LOKASI 4
JL.SURYANATA GUNUNG PINANG PUNCAK, SAMARINDA
LOKASI 5 GUNUNG
BATU PUTIH, SAMARINDA
LOKASI 6 DESA
PERJIWA JL. RAYA TENGGARONG-SAMARINDA
Peta Lokasi Batuan
BIODATA PRAKTIKAN
Nama lengkap : M. Jaya Saputra
Nama panggilan
: Jaya/Putra
Tempat/tgl lahir : Tering Seberang
Alamat : Jl. W.R Monginsidi
Agama :Islam
Suku :Bugis
Jenis Kelamin :Laki-laki
Telepon/HP :085250836567
Email : Putrajaya499@ymail.com
Hobi : Da’wah, Badminton, Futsal,
Pengalaman
Organisasi : LDKM MD’U, Himafis
Riwayat Pendidikan
SMA :
SMA N 2 Sendawar
SMP :
MTs-DDI Tering Seberang
SD :
SDN 001 Tering Seberang
Nama Ayah : Abdul Jalil
Nama Ibu : Siti Rohaniah
Pekerkjaan
Ayah : Tani
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Motto hidup : Tujuan Akhir Hidup adalah JANNATULLAH
Alasan Masuk
Geografi : Inging lebih mengetahui
tentang struktur bumi
Samarinda, 22 Mei 2013
M. Jaya Saputra
Nim:1205035144
BIODATA PRAKTIKAN
Nama lengkap : Linawati
Nama panggilan : lina
Tempat/tgl lahir : Sambera baru,05-03-1994
Alamat : Jl. Sambera baru kecamatan marang kayu
Agama :Islam
Suku :Lombok
Jenis Kelamin :Perempuan
Telepon/HP :085349880196
Email : lhinaa_05@ymail.com
Hobi : memasak dan voli
Pengalaman
Organisasi : -
Riwayat Pendidikan
SMA :
SMK N 5 Samarinda
SMP :
MTs-Darrulikhlas marangkayu
SD :
SDN 008 marangkayu
Nama Ayah : NAHRUDIN
Nama Ibu : MULIANA
Pekerkjaan
Ayah : Tani
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Motto hidup : nothing !!!
Alasan Masuk
Geografi : Inging lebih mengetahui
tentang struktur bumi dan lapisan-lapisan atmosfer
Samarinda, 22 Mei 2013
Linawati
Nim:1205035145
BIODATA PRAKTIKAN
Nama lengkap : Yuni Fardaliana
Nama panggilan
: Yuni
Tempat/tgl lahir : Geleo Asa , 03 juni 1995
Alamat : Jl. Pelajar Geleo Asa
Agama : Kristen
Protestan
Suku :Dayak Tunjung
Jenis Kelamin :Perempuan
Telepon/HP :081254532433
Email : yuni.fardaliana@yahoo.com
Hobi : Tidur siang dan jalan jalan
Pengalaman
Organisasi : -
Riwayat Pendidikan
SMA :
SMA N 1 sendawar
SMP :
SMP N 2 Sendawar
SD :
SDN 015 Geleo Asa
Nama Ayah : Perdinan
Nama Ibu : Yuliana
Pekerkjaan
Ayah : Kepala Desa
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Motto hidup : -
Alasan Masuk
Geografi : ingin lebih mengetahui tentang
bumi dan alam semesta
Samarinda, 22 Mei 2013
Yuni Fardaliana
Nim:1205035160
BIODATA PRAKTIKAN
Nama lengkap : Hendri Purwadi
Nama panggilan
: Hendry
Tempat/tgl lahir : Paser, 24 januari 1994
Alamat : Perum. Bengkuring Jl.Sawi 4
Agama :Islam
Suku :Jawa
Jenis Kelamin :Laki-laki
Telepon/HP :085246702737 / 085654769538
Email : Hendri_purwadi@ymail.com
Hobi : Play Football
Pengalaman
Organisasi : -
Riwayat Pendidikan
SMA :
SMA N 1 Pasir Belengkong
SMP :
SMP N 3 Pasir Belengkong
SD :
SDN 013 Pasir Belengkong
Nama Ayah : Suryan
Nama Ibu : Mu’mini
Pekerkjaan
Ayah : Tani
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Motto hidup : Pintar bukanlah segalanya. “Berantakan Tapi Tertata”
Alasan Masuk
Geografi : Ingin lebih mengetahui
tentang fungsi bumi dan mengetahui
kebesaran Allah SWT.
Samarinda, 22 Mei 2013
Hendri Purwadi
Nim:1205035144